Sabtu, 08 Desember 2012

Lets the Picture Talk

Terlalu sulit untuk mengungkapkan dalam kata-kata, untuk semua yang selalu saya syukuri sampai detik ini.


The Moment

The Symbol of December 4th 2010



The Symbol of Descember 4th 2011



The Symbol of December 4th 2012














Sabtu, 01 Desember 2012

Powerfull Song,,,

Agnez emang gak ada matinya. Keren nih lagu, inspiratif bangeeeet!


AGNES MONICA - MUDA (LE O LE O)

 

Le o Le o Le o E
Le o Le o Le o E
Le o Le o Le o E
Kuberlari pakai hati
Tak berhenti sampai mati
Le o Le o Le o E
Le o Le o Le o E
Le o Le o Le o E

Aku dengar ada yang bicara
Papa mamaku punya cita-cita
Dia baru berusia lima
Tapi semangatnya sungguh sempurna

Never in your life, let them talk to you like you cannot
Yes, you're young but you're right
Walk your miles, do your part with a smile
'Cause you're young
You're young
You're young

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu
Jangan sama-samakanku
Hidupmu itu adalah kamu
Bukan kata tidak mampu
Tak peduli usiamu
Aku muda, aku bisa
Tak perlu ragukan yang kau lihat
Orang ikuti kupunya jejak
Kamu yang nakal bikin kubosan
Mulut setan bicara tak karuan

Never in your life, let them talk to you like you cannot
Yes, you're young but you're right
Walk your miles, do your part with a smile
'Cause you're young
You're young
You're young

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu
Jangan sama-samakanku
Hidupmu itu adalah kamu
Bukan kata tidak mampu
Tak perduli usiamu

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu
Jangan sama-samakanku
Biar kuberlari pakai hati
Tak berhenti sampai mati
Aku muda aku bisa

Kamis, 28 Juni 2012

Tukang Beli Obat


Kali ini saya akan menulis fakta yang terjadi di masyarakat dan kebetulan berkaitan dengan background pendidikan saya.
Di suatu pagi, di daerah Cilincing-Jakarta Utara, sekitar pukul 9, ketika para ibu rumah tangga sedang berkumpul alih-alih menunggu tukang sayur malah bergosip ria, lewatlah pria paruh baya bertopi dengan mengendarai sepeda kumbangnya.

pengendara sepeda di atas bukan tukang beli obat loh. Hanya untuk mendeskripsikan cerita saya saja.


“Obat,,,obat,,,obat!!!”

Hmmmmm, agak aneh nih kedengarannya. Saya sudah familiar dengan tawaran “sooooooolll sepaaaaaaaatttttuuuuuu” atau “perabot,,,perabooooot” dan “naaaaaaasi keriiiiiing” bahkan “jual emas, perak,,, cincin patah, anting sebelah”.  Tapi, “Obat, obat”?.
Entah mengerti wajah penasaran saya, atau karena melihat sekumpulan ibu-ibu sedang bergosip, Bapak itu berhenti.
 “Ada yang punya obat bu?” tanyanya.
“Kagak ada, obat gue dah habis” kata Nenek Alda.
“Gak ada Bang, gak sakit, males ngantri juga kalo berobat” sahut Ibu Ria.
 Cuma saya yang bengong masih menebak-nebak sendiri.
‘Ooo, ni Bapak calo apotek kali. Dia makelar resep. Jadi kalau ada orang-orang yang males antri ambil obat, resepnya dia yang bawa, dia yang nebusin di apotek, ntar obatnya dianterin ke rumah pasien itu lagi.’ Kata Sok Tau,-suara hati saya.
‘Ah, tapi kan rumah saya gak dekat ama rumah sakit’ kata Pembantah, - suara hati saya yang lain.
Gak betah mendengar  perdebatan suara hati saya, akhirnya saya bertanya ke Ibu Bari, setelah Bapak tadi pergi tentunya.
“Nawarin apaan tu Bu?”
“O, itu… Kalo Mbaknya punya obat yang udah gak kepake lagi, tawarin aja ke Bapak tadi. Ntar sama dia dipilih-pilih, trus dibeli. Lumayan loh Mbak. Pas kemarin Mbak Tin punya obat sampe 300ribu dibeli ama Bapak itu.” Jelas Ibu Bari.
“Trus obatnya diapain Bu, sama dia?”
“Katanya dijual lagi sama yang perlu obatnya,,,eeeehhhh” Ibu Ria seakan tersadar baru membocorkan rahasia gembong mafia pada pak polisi.
“Atau mungkin ke apotek atau rumah sakit gitu loh Mbak.” merevisi kalimatnya agar nampak logis.
“Waaaaah, gak bener tuh bu. Ntar kalo obatnya ternyata udah kadaluarsa trus dikasih ke pasien ‘kan bahaya Bu. Kalo kita yang jadi pasiennya bagaimana bu?”
 “Oh, Iya, ya Mbak? Aturan gak boleh ya?”
“Ya gak boleh lah Bu. Kalo emang obat dah gak kepake lagi karena sudah sembuh, ya coba dikembalikan atau diganti vitamin di apotek tempat beli obatnya. Atau kalo pas sakit, nebus  obatnya separuh dulu, ntar kalo belum sembuh yang separuhnya ditebus lagi. Kecuali untuk obat-obat tertentu yang memang harus dimunum sampai habis sesuai dosis dari dokter.” Saya ngempet emosi menjelaskan.

>tampar muka sendiri, di mana kau wahai profesionalisme?<

Selasa, 12 Juni 2012

Saya menikah dengan pria tidak romantis


Memancing pria tidak romantis menjadi romantis gampang-gampang susah.
Terinspirasi oleh status Facebook yang ditulis oleh teman saya, Aulia, saya jadi mendulukan tulisan ini untuk di upload.

Suami saya tidak romantis. Sama sekali. Tidak pernah mendengar dia mengucap “I Love You” tanpa saya minta. Alasannya “Gak sopan masa sama istri bilang ‘kamu’ (you=kamu)”. Berbeda saat sebelum menikah, sms-sms mautnya gak keitung. But, I have no doubt that he really loves me.
Setelah menikah, terkadang kami menghabiskan waktu libur dengan keliling Jakarta. Sekedar kuliner di Kota Tua, ke Glodok hunting CD bajakan atau menghitung blok di Tanah Abang . Waktu itu kami masih naik angkutan umum. Harus oper angkot, sebrang sana sebrang sini. Suami yang sudah terbiasa dengan keramaian Jakarta santai saja saat akan menyeberang. Saya memang di sebelahnya, tapi saya sempat panik  takut. Karena saya berada di sisi arah kendaraan datang. Apa saya memarahi suami? Kalau saya tidak memahami suami saya, mungkin iya. Dengan latar belakang pergaulan masa kuliah (Teknik Mesin) dan pendidikan kemiliteran (suami mengikuti UKM MENWA semasa kuliah)  yang mayoritas laki-laki, serta part time worker sedari SMP yang membuat ia tidak pernah pacaran, saya harus banyak maklum bahwa suami saya belum mengerti bagaimana perempuan ingin diperlakukan. At least, bagaimana saya minta diperlakukan.
Saya hanya mengatakan padanya : “Yang, lain kali kalo nyebrang Uda njagain aku dong. Tu lihat Bapak itu juga kalo nyebrang njagain anak istrinya.” Sambil menunjuk ke arah keluarga yang sedang menyebrang jalan.
“O, gitu ya?” tanya suami saya.
“Iya”
Next time, suami selalu memegang tangan saya dan berada di sisi arah kendaraan datang ketika menyeberang :).
********
Ketika belanja bulanan di toko serba ada dekat rumah yang tidak menggunakan troly, saya memegang keranjang dan list belanja. Terkadang sambil menyebutkan nama barang dalam daftar, saya meminta suami mengambilkan barang tersebut karena saya tidak menemukannya atau saya membiarkan suami yang memilih. Sekali, dua kali belanja bulanan suami masih tidak ngeh -“what should I do?” - selain membayar di kasir.
Sampai ketika pulang belanja, saya sedikit merengek “Duuuuuh, tanganku pegel nih, keranjangnya tadi berat banget. Gula pasir 5 kg, minyak goreng 2L, udah keliatan tuh 7kg, belum yang lain-lain. Lain kali Uda yang bawain keranjangnya ya?” sambil tersenyum manja.
Next time, ketika belanja, suami sudah sigap dan siap apa yang harus dilakukan. Bahkan ketika hanya berbelanja kekurangan logistik, seperti deterjen dan pasta gigi, suami menengadahkan tangannya meminta barang yang saya bawa agar dia saja yang membawanya. What a surprise :) :)
*******
Saya tidak terlalu suka K-drama, tapi yang berjudul FULL HOUSE saya suka sekali. Berapa kalipun diputar di TV, saya tonton. Saat penayangan episode terakhirnya kebetulan suami sudah di rumah (suami biasa pulang malam). Jadi mau gak mau suami ikut nonton FULL HOUSE. Menikmati ekspresi gemas saya melihat akting Yong Jai dan Ji En (ah, saya tidak peduli ejaan nama ini benar atau tidak). Dan saat Yong Jai mengucap “I Love You” pada Ji En saya spontan berkata gemas, “so sweeeeeeeettttt”. Suami tersenyum geleng-geleng melihat kehebohan saya. Hahahaha, jarang-jarang suami melihat saya seperti itu.
Beberapa hari setelah itu, ketika sedang menemani suami minum kopi sebelum berangkat ke kantor, tiba-tiba sambil senyam-senyum suami berkata, “ Hmmmmm….. Yang, I Love You”
Saya yang mendengar terbengong-bengong, hati berdesir.
“Hah???? I love you too Sayaaaaaang” kegirangan membalas ucapan romantisnya.
Tapi  otak jail bin iseng saya membunyikan sirinenya. Tetap waspada. It must be something wrong. Dan gak salah, tak lama setelah itu,  “Tambah gula dikit boleh gak?”
GuuuBBBBRRRRaaaaKKKK!!!!
*******
Oya, FYI, saya membuat tulisan ini sebenarnya sudah sekitar 2 minggu yang lalu, dan suami saya telah membacanya. Suami  ngakak panjang setelah kata “GuuuBBBBRRRRaaaaKKKK!!!!” , tapi tetap saja sampai saat ini, suami belum pernah mengucap “I Love You” lagi.
Walopun begitu, setidaknya saya masih beruntung mendapat panggilan “Sayang” yang disingkat “Yang” kalo pas ngobrol, atau “Say” kalo SMS (*nglirik Aulia). Saya bingung kenapa suami membedakannya, dan saya pernah mempertanyakannya, suami menjawab: “Yaa, supaya mesra ‘kan Yang…”
Saya sedang malas, dan migren saya sedang kumat. Tolong definisikan sendiri dan beritahu saya apa perbedaan mesra dan romantis.

Kamis, 24 Mei 2012

byebye Jeng Kol

Quality time kata orang, bisa dilakukan anytime anywhere. Suatu hari libur, saya dan suami ke pasar bersama.
Tiba di warung sayur langganan kami, ada orang yang sedang membeli jengkol (gak perlu di sensor kan?). Suami nampaknya tergiur, karena sudah lama saya tidak menghidangkan hidangan unik itu dalam makanan kami.

yang doyan, yang doyan :) :)


Suami : Yang, beli jengkol yang,,,
Saya  : Ya, ambil aja 1/4 kilo , Uda pilih sendiri ya, aq mau milihin bawang nih.
Suami : Ntar digorent trus dicampur sama samba lado (sambel) ya? Upik mau kan?
Saya  : Ya ntar buat aja tapi aku gak ikut maem.
Suami : Kenapa ? Upik gak doyan?
Saya  : (menggeleng)

tidak kami sadari di sebelah kami ada pembeli lain yang mendengar pembicaraan kami.

Ibu-ibu : Nah, kalo dah gitu masnya ngalah mas.
Suami  : Eh, iya bu ( kaget mendapat teguran dari ibu2 gak dikenal, atau kaget dipanggil 'Mas'? )

Keluarnya dari warung, dalam perjalanan pulang, Suami bertanya menegaskan : Jadi Upik gak suka jengkol?
Saya : Gak
Suami : Lah kemaren2 nggoreng jengkol?
Saya  : Kan masakin Uda, aku gak ikut maem.
Suami : O gitu ?
Saya  : Alamak, saking nikmatnya maem jengkol, istri gak ikut maem gak tau.
Suami : Jangan gitu Yang, lain kali bilang ya kalo gak suka.

Sejak itu jengkol tidak pernah ada dalam menu makanan di rumahkami :).

tetep berdesir denger nih lagu

versi pertama yang saya dengar



versi asli yang gak kalah kerennya


Selasa, 22 Mei 2012

So happy today :) :) :)

Bahagia banget hari ini.ada bayi tetangga umur setahun yang lg ditinggal ortunya kerja. Zahra namanya. Biasanya dia dititipin sama Uwa-nya yang tinngal gak jauh dari rumah. tapi hari ini Uwa-nya juga lagi nganterin anaknya perpisahan sekolah. Jadi deh Zahra bak anak buangan :). Karena udah biasa main di rumah, saya culik aja dia. saya ajakin main ampe dia tidur. Emak Zahra udah nitipin perlengkapan Zahra ke Bu Zaenab tetangga yg umurnya lebih senior. Jadi aq minta aja susunya Zahra biar dia bisa tidur.

Sangat menyenangkan melihat dia tidur. Walopun proses menidurkan juga gak gampang ternyata. Saya harus pura-pura tidur supaya Zahra bisa tetap di kasur, menyanyikan sealbum lagu anak-anak yang terkadang saya selingi sholawat nabi atau surat2 Juz Amma, memberitau apa gambar yang ada di brosur belanja Giant (she can says "kan" untuk "ikan"!!! senangnya), sambil dia tetap ngemut botol susunya. Sampe akhirnya dia tertidur.

sesaat setelah susu habis, zzzzzz





Tapi cuma bentar. tertidur jam 9an, dah bangun lagi sblm jm 11. Alamak Zahraaaaaaa, tante belum masak buat om!!! Yah, bagaimana lagi, harus tetap menyiapkan makan siang untuk suami. Masak ditemani Zahra judulnya. Untuk mengalihkan perhatian, Zahra saya sodorkan semangkuk kecil kacang hijau buatan saya sendiri. Saya biarkan dia belajar makan sendiri walopun saya yakin dia belum  bisa, sambil terus menyiapkan bumbu2 dan memperhatikan Zahra. Hahahaha, putus asa makan pake sendok pas nyampe mulut isinya dah kosong, akhirnya dia ambil aja kacang hijaunya pake tangan :). Hancur deh rumah saya, kacang hijau tumpah! Tapi saya bahagia :) :)

Selasa, 15 Mei 2012

memorable...

love this song much,,,

Our fave song <3

Pamer masakan sukses :)

Ketika capek dan letihny qt masak dibalas dgn melihat lahapny makan suami ditambah pujian "mantap yang, nikmat" sambil memamerkan jempolny yg msh kotor sehabis makan, WOW,,, melambung rasanya...
Just that simple to make a woman happy.. Memberi pujian :)

Bulan ini, diawali dgn sukses bikin surprise untk suami, jadinya pgn bikin suami seneng trs. Yup, pas MayDay kmrn daYora ultah ke-31. N aq buatin browkus tart (damn, i've forgotten to take d pict!)!

ni gambar brownis kukus sebelum dihias :D

Selasa, 08 Mei 2012

bujobajabu


Dulu, pas jaman-jamannya Friendster, saya suka nge-BLOG. Gak jelas juga apa yang saya tulis. Pokoknya ngalirlah. Trus sempat juga pas di depan kompi, yang sebetulny mw nulis lamaran kerja, eeehhh, malah buat tulisan. Dibaca bolak-balik, koq gak jelek juga (ini Blog punya saya, suka-suka saya dong berpendapat) ;p. Akhirnya nekat ngirim ke majalah bulanan nasional. Koq ya beberapa bulan setelah itu ditelpun ma staff di majalah itu, minta norek saya karena tulisan saya layak dimuat, Yippiriliiiii!!!!

Jadilah saya bersemangat ingin serius menulis. Ngajuin proposal ke ortu, minta sumbangan buat nyicil laptop :D , tumben-tumbenan langsung dapet. Ya laptop inilah,  yang sekarang sedang saya pake ini, laptop jadul jaman tahun 2006. Tapi masih bisa dipakelah. Walopun LCD nya dah garis2, layarnya penuh noda tangan, CD drive nya dah gak bisa baca gambar, colokan USB dah ngambek, colokan memory card dah mati gaya. Tapi saya menyayanginya. Ini benda mahal pertama hasil jerih payah saya sendiri (80% duit sendiri, 20% sumbangan ortu).

Tak lupa saya baca referensi tentang menulis, buku kiat menulis punya ASMA NADIA kado dari sahabat yang paling mengerti aku,Nunu, sampe hunting buku punya Stephen King di Toga MAs Malang. Dibaca sih dibaca, tapi entah waktu itu baru mulai kerja, energy lahir batin terkuras habis, atau emang sebetulnya gak punya bakat menulis???  Sampai akhirnya ketika menghadap layar laptop, bujobajabu, mata kesirep, ngantuk!!Jadilah laptop ini pengangguran di kamar kos saya, dan adek saya yang gak tega melihatnya menganggur, memanfaatkan untuk dijadikan taman DINGDONG pribadi. Zuma, packman, tetris, pinball, dan segedambreng judul game lainnya memenuhi halaman desktop.
  
Dan akhirnya, sekarang….
Saat saya sudah berstatus “menikah” dan merantau ke Jakarta, laptop ini harus saya bawa. Kenapa? Saya takut boring jadi ibu rumah tangga, di laptop ini kan banyak gamenya, warisan dari adek saya J
Dan suatu ketika, tangan saya gatal ingin menulis lagi. 6 jam tangan saya menari di atas keyboard, dan dihentikan oleh bunyi ketukan pintu,,, ya suami saya pulang. Langsung menikmati suguhan yang sebetulnya tidak saya sediakan untuknya, tulisan saya! Tak disangka setelah berdiskusi tentang tulisan saya, suami saya memujinya. Hehe, dia memang belum tahu tentang hobi saya ini.
So, semoga saya bisa konsisten lah, nulis terus…

Senin, 07 Mei 2012

Kembali Menulis

Setelah tanpa sengaja suami saya "memergoki" kegiatan menulis saya dan membaca hasilnya kemudian tanpa diduga suami mendukung hobi saya (yang baru dia ketahui), akhirnya saya mencoba nekat membuat halaman blog ini (lagi). Sebelumnya saya sempat membuat sedikit tulisan pada jaman "friendster" yang telah lama vakum...

So, welcome back,,, :)