Memancing pria tidak romantis menjadi romantis
gampang-gampang susah.
Terinspirasi oleh status
Facebook
yang ditulis oleh teman saya,
Aulia, saya jadi mendulukan tulisan ini untuk
di
upload.
Suami saya tidak romantis. Sama sekali. Tidak pernah
mendengar dia mengucap “I Love You” tanpa saya minta. Alasannya “Gak sopan masa
sama istri bilang ‘kamu’ (you=kamu)”. Berbeda saat sebelum menikah, sms-sms
mautnya gak keitung. But, I have no doubt that he really loves me.
Setelah menikah, terkadang kami menghabiskan waktu libur
dengan keliling Jakarta. Sekedar kuliner di Kota Tua, ke Glodok hunting CD bajakan atau menghitung blok
di Tanah Abang . Waktu itu kami masih naik angkutan umum. Harus oper angkot,
sebrang sana sebrang sini. Suami yang sudah terbiasa dengan keramaian Jakarta
santai saja saat akan menyeberang. Saya memang di sebelahnya, tapi saya sempat
panik takut. Karena saya berada di sisi
arah kendaraan datang. Apa saya memarahi suami? Kalau saya tidak memahami suami
saya, mungkin iya. Dengan latar belakang pergaulan masa kuliah (Teknik Mesin)
dan pendidikan kemiliteran (suami mengikuti UKM MENWA semasa kuliah) yang mayoritas laki-laki, serta part time worker sedari SMP yang membuat ia tidak pernah pacaran,
saya harus banyak maklum bahwa suami saya belum mengerti bagaimana perempuan
ingin diperlakukan. At least,
bagaimana saya minta diperlakukan.
Saya hanya mengatakan padanya : “Yang, lain kali kalo
nyebrang Uda njagain aku dong. Tu lihat Bapak itu juga kalo nyebrang njagain
anak istrinya.” Sambil menunjuk ke arah keluarga yang sedang menyebrang jalan.
“O, gitu ya?” tanya suami saya.
“Iya”
Next time, suami selalu memegang tangan saya dan berada di
sisi arah kendaraan datang ketika menyeberang :).
********
Ketika belanja bulanan di toko serba ada dekat rumah yang
tidak menggunakan troly, saya memegang keranjang dan list belanja. Terkadang
sambil menyebutkan nama barang dalam daftar, saya meminta suami mengambilkan
barang tersebut karena saya tidak menemukannya atau saya membiarkan suami yang
memilih. Sekali, dua kali belanja bulanan suami masih tidak ngeh -“what should I do?” - selain membayar di
kasir.
Sampai ketika pulang belanja, saya sedikit merengek “Duuuuuh,
tanganku pegel nih, keranjangnya tadi berat banget. Gula pasir 5 kg, minyak
goreng 2L, udah keliatan tuh 7kg, belum yang lain-lain. Lain kali Uda yang
bawain keranjangnya ya?” sambil tersenyum manja.
Next time, ketika belanja, suami sudah sigap dan siap apa
yang harus dilakukan. Bahkan ketika hanya berbelanja kekurangan logistik,
seperti deterjen dan pasta gigi, suami menengadahkan tangannya meminta barang
yang saya bawa agar dia saja yang membawanya. What a surprise :) :)
*******
Saya tidak terlalu suka K-drama, tapi yang berjudul FULL
HOUSE saya suka sekali. Berapa kalipun diputar di TV, saya tonton. Saat
penayangan episode terakhirnya kebetulan suami sudah di rumah (suami biasa
pulang malam). Jadi mau gak mau suami ikut nonton FULL HOUSE. Menikmati
ekspresi gemas saya melihat akting Yong Jai dan Ji En (ah, saya tidak peduli
ejaan nama ini benar atau tidak). Dan saat Yong Jai mengucap “I Love You” pada
Ji En saya spontan berkata gemas, “so sweeeeeeeettttt”. Suami tersenyum
geleng-geleng melihat kehebohan saya. Hahahaha, jarang-jarang suami melihat
saya seperti itu.
Beberapa hari setelah itu, ketika sedang menemani suami
minum kopi sebelum berangkat ke kantor, tiba-tiba sambil senyam-senyum suami
berkata, “ Hmmmmm….. Yang, I Love You”
Saya yang mendengar terbengong-bengong, hati berdesir.
“Hah???? I love you too Sayaaaaaang” kegirangan membalas
ucapan romantisnya.
Tapi otak jail bin
iseng saya membunyikan sirinenya. Tetap waspada. It must be something wrong. Dan
gak salah, tak lama setelah itu, “Tambah
gula dikit boleh gak?”
GuuuBBBBRRRRaaaaKKKK!!!!
*******
Oya, FYI, saya membuat tulisan ini sebenarnya sudah sekitar
2 minggu yang lalu, dan suami saya telah membacanya. Suami ngakak panjang setelah kata
“GuuuBBBBRRRRaaaaKKKK!!!!” , tapi tetap saja sampai saat ini, suami belum
pernah mengucap “I Love You” lagi.
Walopun begitu, setidaknya saya masih beruntung mendapat
panggilan “Sayang” yang disingkat “Yang” kalo pas ngobrol, atau “Say” kalo SMS
(*nglirik
Aulia). Saya bingung kenapa suami
membedakannya, dan saya pernah mempertanyakannya, suami menjawab: “Yaa, supaya
mesra ‘kan Yang…”
Saya sedang malas, dan migren saya sedang kumat. Tolong
definisikan sendiri dan beritahu saya apa perbedaan mesra dan romantis.